Pages

BANNER

Tuesday, June 20, 2017

Teori Evolusi Menurut Harun Yahya


Dunia ilmu pengetahuan pernah digegerkan dengan adanya teori evolusi yang dipopulerkan oleh Charles Darwin. Teori berbasis "Materialisme" itu mengatakan bahwa makhluk hidup ada dengan sendirinya. Sedangkan teori evolusi menurut Harun Yahya, seorang ilmuwan muslim yang pertama menentang adanya teori tersebut, adalah sebuah kebohongan besar terhadap ilmu pengetahuan.
Bahkan, untuk mendukung kebenaran teori evolusi, bukti-bukti diketengahkan di muka publik oleh beberapa ilmuwan pendukung Darwin. Apa saja bukti-bukti yang dibeberkan oleh Harun Yahya dalam menjatuhkan bukti-bukti palsu yang diberikan oleh pendukung teori evolusi?
Makhluk Hidup Bersel Satu
Darwin berasumsi bahwa makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari hal yang sama, yaitu makhluk bersel satu. Setelah mengalami berbagai variasi kecil dan bertahap, ia berevolusi menjadi makhluk yang lebih kompleks, hingga menjadi seperti makhluk yang ada saat ini.
Teori evolusi menurut Harun Yahya hakikatnya adalah perang terhadap kepercayaan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Jika Darwin berkata bahwa makhluk hidup, termasuk manusia adalah hasil evolusi yang berasal dari makhluk bersel satu, dengan sendirinya ia menafikan kepercayaan bahwa manusia sebenarnya adalah ciptaan Tuhan yang disempurnakan sendiri oleh-Nya, terbuat dari tanah yang lantas turun ke Bumi karena melakukan sebuah kesalahan. Itu secara keyakinan agama.
Secara ilmiah, bukti tentang makhluk hidup bersel satu yang sedang berevolusi menjadi makhluk hidup lain yang lebih kompleks (seharusnya sampai saat ini pun makhluk itu harus terus berevolusi), tidak pernah ditemukan. Dalam buku "Runtuhnya Teori Evolusi", Harun Yahya mengupas habis segala kelemahan teori Darwin tersebut.
Sampai saat ini belum ada ilmuwan dari pihak pembela teori evolusi yang berhasil membuat sel tunggal yang dipercaya terjadi secara kebetulan oleh teori Darwin. Dengan bukti ini saja tela meyakinkan kita bahwa sebenarnya teori evolusi adalah kesalahan dalam memahami fakta sebenarnya tentang alam dan kehidupan. Belum ada orang yang mampu menghidupkan kembali yang mati terkecuali atas kehendak Allah lewat para Nabi-nya. Kehidupan yang ada pada diri manusia dan hewan hingga sekarang masih merupakan misteri terbesar dan tak akan terpecahkan oleh para ilmuan atheis.
Bumi yang kita tinggali adalah sebuah keajaiban penciptaan dari penjelasan Harun Yahya dalam video dokumenternya. Keteraturan dan keseimbangan antara alam dan kehidupan yang ada pada manusia, hewan, dan tumbuhan adalalah sebuah keajaiban.
Bayangkanlah, siapakah yang membuat sirkulasi oksigen tetap dapat dinikmati oleh manusia? Oksigen tersebut akan tersedot habis bila tidak ada tumbuhan yang melakukan fotosintesa. Dan fotosintesa itu memerlukan cahaya matahari. Dan siapakah yang dapat membuat matahari selalu bersinar tidak seperti planet dan bulan yang hanya bersifat memantulkan cahaya?
Tentu pertanyaan tersebut akan meruntuhkan semua argumentasi orang-orang tak bertuhan yang berdiri di atas akidah/pendapat yang lemah. Memang pendidikan yang ada di Indonesia membuat kabur pandangan para peserta didiknya tentang kesalahan teori evolusi, terlepas dari pihak yang merusak pemahaman benar akan Pencipta di negeri ini. Didiklah anak-anak di rumah dan lingkungan sekitar tentang keajaiban penciptaan alam semesta. Kuatkanlah ilmu agama mereka agar menjadi seseorang yang mulia dan berguna di masa mendatang.
Bukti Palsu
Sebuah tengkorak "Manusia Piltdown" yang diklaim sebagai bentuk peralihan dari monyet ke manusia oleh pendukung teori evolusi, ternyata setelah melalui "uji fluorin" diketahui umurnya baru beberapa ratus tahun saja. Dan yang mengejutkan, terungkap bahwa tengkorak itu rekayasa tengkorak manusia yang dipadukan dengan rahang tengkorak monyet. Sebuah penipuan untuk mendukung teori sesat.
Menurut Harun Yahya
Teori evolusi menurut Harun Yahya adalah dasar filsafat "Materialisme", tentang menuhankan materi dan tidak mempercayai adanya Tuhan di segala bidang kehidupan manusia. Karena teori itu percaya bahwa segalanya berjalan dengan sendirinya. Teori itu dapat menyesatkan pemikiran orang awam yang tidak mengetahui tujuan adanya teori tersebut.
Jika kita membenarkan teori evolusi, berarti membenarkan bahwa asal muasal manusia dan alam semesta bukan berasal dari penciptaan Tuhan. Melainkan terjadi karena sebuah kebetulan semata. Sungguh suatu hal yang bodoh.
Antitesis Teori Evolusi Menurut Harun Yahya
Teori evolusi menurut Harun Yahya merupakan antitesis dari teori evolusinya Charles Darwin. Darwin mengungkapkan bahwa makhluk hidup muncul di dunia merupakan kebetulan semata tanpa ada yang menciptakannya. Darwin juga memperkenalkan bahwa satu spesies atau mahluk bisa melakukan evolusi menjadi mahkluk yang lain dalam jangka waktu yang lama.
Jelas sekali pandangan Darwin dianggap HarunYahya bertentangan dengan dogma agama yang menyebut Tuhan sebagai pencipta segala jenis makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia. Teori yang ditemukan Darwin bisa dikatakan memperkuat keyakinan kaum taeisme dan komunisme, sebaliknya meruntuhkan dan atau bertentangan dengan normatif keagamaan yang menganggap Tuhan sumber segala kehidupan dan penciptaan.
Esensialisme Teori Darwin
Sebagaimana dipahami, dan hal ini yang menjadi urgensi mendasar counter teori evolusi menurut Harun Yahya yakni kehidupan suatu mahkluk dibentuk melalui pencampuran beberapa senyawa anorganik yang bergabung dalam suatu waktu dan kondisi tertentu, yang juga melalui bantuan fenomena alam terjadi secara random. Pada awalnya senyawa tersebut membentuk molekul, dan kemudian berkembang menjadi bulir kehidupan hingga mengalami perkembangan yang terus menerus hingga saat ini.
Inti konsep teori evolusi Darwin bisa dibaca bahwa waktu, unsur serta materi non-bendawi lah yang menjadi cikal bakal terbentuknya "produk" yang diciptakan. Dan hal itu terjadinya dengan sendirinya tanpa ditentukan atau diatur oleh apapun dan siapapun. Sontak saja, dasar teori tersebut banyak menimbulkan kegaduhan intelektual diantaranya datang dari Pierre Paul Grasse yang menyuatakan bahwa teori evolusi sungguh sulit diterima akal.
Sehingga dalam bukunya, Evolution of Living Organism, ia menyebut bahwa evolusi Darwin hanya kebetulan saja telah sangat dipercayai oleh banyak orang yang berlindung dibawah kedok ateisme.
Teori Evolusi Harun Yahya
Mengcounter teori evolusinya Darwin, Harun Yahya yang concern mengadakan penelitian dan menulis buku-buku keislaman jelas merasa keberatan dengan evolusi Darwin tersebut. Dengan teorinya yang secara khusus membantah teori Darwin yang fenomenal sekaligus kontroversial itu, Harun Yahya banyak menyebutkan dan mengalirkan data-data yang menggugurkan teori evolusi yang telah banyak disembah orang selama berabad-abad silam.
Hal bantahan tersebut misalnya, teori kebetulan pembentuk evolusi itu, ternyata jika diamati secara mendalam banyak sekali contoh adanya rancangan yang seolah by design atau disengaja oleh sang Maha Pengatur.
Dari beragam bukti ilmiah yang ditemukan para ilmuwan tak ada indikasi yang menyeret bahwa mahkluk hidup terbentuk melalui proses evolusi dimana makhluk hidup yang berbeda tak muncul ke muka bumi dengan jalan berevolusi. Sebaliknya, by design dari rancangan Tuhan secara nyata dibuktikan dengan munculnya spesies makhluk hidup yang muncul secara serentak dan bersama-sama dengan sempurna. Misalnya reptil, dari awal kemunculan memiliki bentuk sebagaimana reptil yang ada saat ini, tidak merupakan evolusi dari bentuknya semula sebagai bukan reptil .
Dan masih banyak dalil lain yang diungkap dalam teori evolusi menurut Harun Yahya yang ternyata jika dikaji lebih mendalam lebih masuk akal dan diakui oleh berbagai ilmuwan Barat sekalipun.


Konsep Harun Yahya
http://rhakakatresna.blog.upi.edu/2015/04/antara-darwin-dan-harun-yahya-mengenai-asal-usul-manusia/
Adnan Oktar (lahir pada tahun 1956 di Ankara, Turki), juga dikenal sebagai Harun Yahya (diambil dari nama nabi Harun dan Yahya) atau Adnan Hoca, adalah seorang penulis dan kreasionis Islam. Ia merupakan penentang teori evolusi, Darwinisme dianggapnya sebagai sumber terorisme.
Harun Yahya mengajukan usul untuk menggantikan teori evolusi Darwin. Teori Harun Yahya berhak menerima pertimbangan serius dari kalangan ilmuwan biologi. Teori ini menjelaskan berbagai penemuan dalam biologi dengan lebih baik daripada kerangka penjelasan evolusi yang sekarang berlaku.
Meski Harun Yahya belum memberikan deskripsi sistematis atas teori yang mereka ajukan. Harun Yahya menjelaskan kajiannya melalui buku Keruntuhan Teori Evolusi yang berisi:
  1. Jenis-jenis makhluk hidup tak bisa berubah. Tidak mungkin terjadi perubahan dari satu bentuk makhluk hidup ke bentuk lainnya, misalnya dari ikan menjadi amfibi dan reptil, reptil ke burung, atau mamalia darat ke paus.
  2. Tiap jenis makhluk hidup tidak bekerabat satu sama lain dan diturunkan dari leluhur yang sama. Masing-masing merupakan hasil dari suatu tindakan penciptaan tersendiri.
  3. Seleksi alam sebagaimana ditemukan Darwin adalah kaidah yang berlaku di alam, namun tidak pernah menghasilkan spesies baru.
  4. Tidak ada mutasi yang memberikan keuntungan berupa peningkatan kelestarian makhluk hidup. Selain itu, mutasi tak menambah kandungan informasi dalam materi genetis makhluk hidup.
  5. Catatan fosil tak menunjukkan adanya bentuk transisional, serta menunjukkan penciptaan tiap kelompok makhluk hidup secara terpisah.
  6. Abiogenesis (kemunculan makhluk hidup dari materi tak-hidup) tak mungkin terjadi.
  7. Kerumitan dan kesempurnaan yang ditemukan pada tubuh dan DNA makhluk hidup tak timbul karena kebetulan, namun merupakan bukti bahwa ada yang merancang kerumitan tersebut.
  8. Materi dan persepsi kita adalah ilusi; yang nyata adalah Allah, yang meliputi segalanya.

Teori Harun Yahya dan fakta Teori Harun Yahya menggunakan desain sebagai pengganti evolusi untuk menjelaskan kerumitan struktur dan keragaman kehidupan. Bila teori mereka lebih baik daripada evolusi, maka penjelasan desain seharusnya bisa diterapkan pada tiap peristiwa pada sejarah kehidupan di Bumi. Tentunya tidak logis bila penjelasan desain hanya diterapkan pada beberapa kasus (misalnya kejadian manusia) namun pada kasus lain penjelasannya diserahkan pada evolusi. Asal-usul dari tiap jenis makhluk hidup harus bisa dijelaskan sebagai tindak penciptaan terpisah.
Menurut Harun Yahya, kerumitan yang ditemukan pada tubuh makhluk hidup harus merupakan hasil ciptaan Sang Pencipta. Jelas bahwa kerumitan tersebut bisa ditemukan di berbagai makhluk hidup.
Dalam menyerang teori evolusi Darwin, Harun Yahya menyatakan bahwa mutasi dan seleksi alam tidak mungkin menghasilkan spesies baru. Tidak ada mutasi menguntungkan, menurut mereka; semua mutasi hanya menghasilkan cacat pada makhluk hidup yang mengalaminya. Bagaimana menilai klaim ini? Mudah saja ditunjukkan bahwa ada mutasi yang bisa meningkatkan kelestarian (mutasi ‘menguntungkan’), seperti timbulnya kekebalan pada bakteri, kemampuan mencerna laktosa pada sebagian manusia, dan lain-lain. Namun penulis lebih tertarik membahas konsekuensi dari klaim tersebut bila memang benar, seperti yang diyakini para pendukung teori Harun Yahya. Mutasi adalah sesuatu yang selalu terjadi dalam proses perkembangbiakan makhluk hidup. Setiap makhluk hidup adalah mutan, karena memiliki DNA yang berbeda dengan induknya. Bila tidak ada mutasi menguntungkan, maka makhluk hidup tidak bisa berbuat apa-apa apabila menghadapi perubahan lingkungan. Tidak akan ada adaptasi yang timbul, karena tiap mutasi hanya menghasilkan cacat. Digabungkan dengan penjelasan teori Harun Yahya bahwa tiap jenis makhluk hidup adalah hasil dari tindakan penciptaan terpisah, maka konsekuensinya adalah bahwa setiap hasil ciptaan tersebut tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menunggu punah, entah karena kalah bersaing ataupun karena pengumpulan efek buruk mutasi. Entah apa niat Sang Desainer yang dibayangkan Harun Yahya berbuat demikian.
Poin terakhir dari teori Harun Yahya yang bisa ditanggapi adalah pernyataan bahwa segala sesuatu adalah ilusi. Penulis berpendapat bahwa apabila segala sesuatu adalah ilusi, maka tidak ada gunanya kita berargumen menggunakan fakta-fakta yang ada di alam karena segalanya tidak nyata. Semua pernyataan, baik oleh evolusionis maupun Harun Yahya, didasarkan pada fakta-fakta yang sebenarnya hanya ilusi. Manusia hidup dalam dunia tak nyata yang ada dalam pikirannya sendiri. Dan menurut teori Harun Yahya, pencipta dari segala ilusi tersebut adalah Tuhan, Sang Desainer. Tuhan menciptakan dunia ilusi di mana kita merasa hidup dan beraktivitas sehari-hari di dalamnya, dan apabila kita mati, kita dipindahkan dari dunia ilusi tersebut ke akhirat yang juga ilusi. Segalanya tidak nyata dan kita tak bisa lolos dari ilusi tersebut. Dan sekali lagi penulis bertanya, mengapa Sang Desainer perlu menipu kita. Sang Desainer menciptakan berbagai fakta yang seolah-olah menunjukkan bahwa telah terjadi evolusi, padahal sebenarnya tidak. Sang Desainer menciptakan dunia yang seolaholah nyata, padahal sebenarnya ilusi. Kesimpulan Teori Harun Yahya sebagai suatu teori ilmiah bisa saja diajukan untuk menggantikan evolusi. Akan tetapi, sebagaimana telah ditunjukkan dalam tulisan ini, bila fakta-fakta di alam dijelaskan dengan teori Harun Yahya (desain cerdas dan penciptaan terpisah), maka ada beberapa kesimpulan mengenai Sang Desainer yang tak bisa dihindari, seperti bahwa ‘desain’ Sang Desainer tidak sempurna, Sang Desainer tidak bisa langsung menciptakan makhluk hidup seperti yang ada sekarang tanpa menciptakan pendahulu yang mirip dengan makhluk hidup jenis lain, Sang Desainer suka menyertakan hal-hal yang tak perlu dalam desainnya, bahkan bahwa Sang Desainer bermaksud menipu kita agar percaya bahwa sebenarnya terjadi evolusi dan sebenarnya ada dunia nyata yang bukan ilusi, padahal sebenarnya tidak! Yang demikian bukanlah pernyataan yang dibuat-buat untuk menjelekkan teori Harun Yahya, melainkan adalah konsekuensi logis dan teologis dari mempercayai teori Harun Yahya. Harun Yahya berusaha mengidentifikasi Sang Desainer yang dibayangkannya denga Allah; tetapi apakah Allah suka menipu makhluk-Nya? Mengapa mereka berusaha menjadikan Allah sebagai Sang Desainer yang mereka bayangkan? 29:20 Katakanlah: “Berjalanlah di bumi dan lihatlah bagaimana Allah memulai penciptaan!
Pada akhir tulisannya, Harun Yahya menyimpulkan 4 hal yaitu:
  1. Teori Evolusi Telah Runtuh
Sejak langkah pertamanya, teori evolusi telah gagal. Buktinya, evolusionis tidak mampu menjelaskan proses pembentukan satu protein pun. Baik hukum probabilitas maupun hukum fisika dan kimia tidak memberikan peluang sama sekali bagi pembentukan kehidupan secara kebetulan.
Bila satu protein saja tidak dapat terbentuk secara kebetulan, apakah masuk akal jika jutaan protein menyatukan diri membentuk sel, lalu milyaran sel secara kebetulan pula menyatukan diri membentuk organ-organ hidup, lalu membentuk ikan, kemudian ikan beralih ke darat, menjadi reptil, dan akhirnya menjadi burung? Begitukah cara jutaan spesies di bumi terbentuk?
Meskipun tidak masuk akal bagi Anda, evolusionis benar-benar meyakini dongeng ini.
Evolusi lebih merupakan sebuah kepercayaan – atau tepatnya keyakinan – karena mereka tidak mempunyai bukti satu pun untuk cerita mereka. Mereka tidak pernah menemukan satu pun bentuk peralihan seperti makhluk setengah ikan-setengah reptil, atau makhluk setengah reptil-setengah burung. Mereka pun tidak mampu membuktikan bahwa satu protein, atau bahkan satu molekul asam amino penyusun protein dapat terbentuk dalam kondisi yang mereka sebut sebagai kondisi bumi purba. Bahkan dalam laboratorium yang canggih, mereka tidak berhasil membentuk protein. Sebaliknya, melalui seluruh upaya mereka, evolusionis sendiri malah menunjukkan bahwa proses evolusi tidak dapat dan tidak pernah terjadi di bumi ini.
  1. Di Masa Mendatang pun Evolusi Tidak Dapat Dibuktikan
Menghadapi kenyataan ini, evolusionis hanya dapat menghibur diri dengan khayalan bahwa suatu saat nanti, entah bagaimana caranya, ilmu pengetahuan akan menjawab semua dilema ini. Mengharapkan ilmu pengetahuan akan membenarkan semua pernyataan tidak berdasar dan tidak masuk akal ini adalah hal yang mustahil, sampai kapan pun. Sebaliknya, sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kemustahilan pernyataan evolusionis akan semakin terbuka dan semakin jelas.
Begitulah yang terjadi sejauh ini. Semakin terperinci struktur dan fungsi sel diketahui, semakin jelas bahwa sel bukan susunan sederhana yang terbentuk secara acak, seperti pemahaman biologis primitif masa Darwin.
Rasa percaya diri berlebihan dalam menolak fakta penciptaan dan menyatakan bahwa kehidupan berasal dari kebetulan-kebetulan yang mustahil, lalu berkeras mempertahankannya, kelak akan berbalik menjadi sumber penghinaan. Ketika wajah asli dari teori evolusi semakin tersingkap dan opini publik mulai melihat kebenaran, para pendukung evolusi yang fanatik buta ini tidak akan berani lagi memperlihatkan wajah mereka.
  1. Rintangan Terbesar bagi Evolusi: Jiwa
Banyak spesies di bumi ini yang mirip satu sama lain. Misalnya, banyak makhluk hidup yang mirip dengan kuda atau kucing, dan banyak serangga mirip satu dengan lainnya. Kemiripan seperti ini tidak membuat orang heran.
Sedikit kemiripan antara manusia dan kera, entah bagaimana terlalu banyak menarik perhatian. Ketertarikan ini kadang menjadi sangat ekstrem sehingga membuat beberapa orang mempercayai tesis palsu evolusi. Sebenarnya, kemiripan tampilan antara manusia dan kera tidak memberikan arti apa-apa. Kumbang tanduk dan badak juga memiliki kemiripan tampilan, namun menggelikan sekali jika mencari mata rantai evolusi di antara keduanya hanya berdasarkan kemiripan tampilan saja; yang satu adalah serangga dan yang lainnya mamalia.
Selain kemiripan tampilan, kera tidak bisa dikatakan berkerabat lebih dekat dengan manusia dibandingkan dengan hewan lain. Jika tingkat kecerdasan dipertimbangkan, maka lebah madu dan laba-laba dapat dikatakan berkerabat lebih dekat dengan manusia karena keduanya dapat membuat struktur sarang yang menakjubkan. Dalam beberapa aspek, mereka bahkan lebih unggul.
Terlepas dari kemiripan tampilan ini, ada perbedaan sangat besar an-tara manusia dan kera. Berdasarkan tingkat kesadarannya, kera adalah hewan yang tidak berbeda dengan kuda atau anjing. Sedangkan manusia adalah makhluk sadar, berkeinginan kuat dan dapat berpikir, berbicara, mengerti, memutuskan, dan menilai. Semua sifat ini merupakan fungsi jiwa yang dimiliki manusia. Jiwa merupakan perbedaan paling penting yang jauh memisahkan manusia dari makhluk-makhluk lain. Tak ada satu pun kemiripan fisik yang dapat menutup jurang lebar di antara manusia dan makhluk hidup lainnya. Di alam ini, satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai jiwa adalah manusia.
  1. Allah Mencipta Menurut Kehendak-Nya
Apakah akan menjadi masalah jika skenario yang diajukan evolusionis benar-benar telah terjadi? Sedikit pun tidak, karena setiap tahapan yang diajukan teori evolusioner dan berdasarkan konsep kebetulan, hanya dapat terjadi karena suatu keajaiban. Bahkan jika kehidupan benar-benar muncul secara berangsur-angsur melalui tahapan-tahapan demikian, masing-masing tahap hanya dapat dimunculkan oleh suatu keinginan sadar. Kejadian kebetulan bukan hanya tidak masuk akal, melainkan juga mustahil.
Jika dikatakan bahwa sebuah molekul protein telah terbentuk pada kondisi atmosfir primitif, harus diingat bahwa hukum-hukum probabilitas, biologi dan kimia telah menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Namun jika kita terpaksa menerima bahwa hal tersebut memang terjadi, maka tidak ada pilihan lain kecuali mengakui bahwa keberadaannya karena kehendak Sang Pencipta.
Logika serupa berlaku juga pada seluruh hipotesis yang diusulkan oleh evolusionis. Misalnya, tidak ada bukti paleontologis maupun secara pembenaran fisika, kimia, biologi atau logika yang membuktikan bahwa ikan beralih dari air ke darat dan menjadi hewan darat. Akan tetapi, jika seseorang membuat pernyataan bahwa ikan merangkak ke darat dan berubah menjadi reptil, maka dia pun harus menerima keberadaan Pencipta yang mampu membuat apa pun yang dikehendaki-Nya dengan hanya mengatakan “jadilah”. Penjelasan lain untuk keajaiban semacam itu berarti penyangkalan diri dan pelanggaran atas prinsip-prinsip akal sehat.
Kenyataannya telah jelas dan terbukti. Seluruh kehidupan merupakan karya agung yang dirancang sempurna. Ini selanjutnya memberikan bukti lengkap bagi keberadaan Pencipta, Pemilik kekuatan, pengetahuan, dan kecerdasan yang tak terhingga.
Pencipta itu adalah Allah, Tuhan langit dan bumi, dan segala sesuatu di antaranya.

No comments:

Post a Comment